SEPASANG BIDADARI

 Sepasang bidadari menjadi jalan kita turun dan terjun ke bumi. Sepasang bidadari seumpama Adam dan Hawa, asal usul moyang manusia pertama. Allah ciptakan Adam dalam surga penuh dengan segala kenikmatannya. Adam merasa hampa dalam kesendirian. “Perasaan ada yang kurang di hati”  Adam berseloroh. Allah maha tahu lagi maha bijak, di betotlah tulang rusuknya sebelah kiri, jadilah Hawa nan cantik jelita.
Tak sabaran, adam maunya tubruk saja.  Malaikat Jibril datang membawa titah, Allah wahyukan Adam membaca kalimat syahadat “La ilaa ha illah Muhamammad darrosulullah” sebagai mahar tebusan Hawa. Inilah sejarah cinta pertama yang abadi sepanjang masa. Legenda Romeo dan Juliet, kisah legendaris yang dikenang sepanjang jaman, besutan William Shakespeare, pujangga tenar asal Inggris. Siapa sangka kisah ini hanya lamunan belaka. Shah Jehan, kaisar Moghul mempersembahkan monumen kokoh nan megah bernama Taj Mahal. Taj mahal adalah persembahan agung Syah Jehan demi mengenang mendiang permaisuri yang meninggal lebih dulu. Tahukah anda, sepasang bidadari demi cinta, mereka memadu kasih melalui ikatan suci pernikahan. Rumah menjadi pusat kebahagiaan sepasang bidadari. “Rumahku laksana surga bagiku”, begitu sabda nabi. Ikatan cinta suci ini menumbuhkan keselarasan dan ketenangan. Suasana Surgawi yang terbangun dalam bingkai suci terasa hampa dan hambar.  Allah mengutus malaikat kecil yang hanya bisa menangis dan tertawa. Tangis dan tawa itu, menjadi pusat kebahagiaan sepasang bidadari. Bahkan, Malaikat kecil itu menjadi kado terindah pernikahan suci. Tangis dan tawanya, meramaikan rumah yang sepi. 

Setail, 01 Januari 2012

Belum ada Komentar untuk "SEPASANG BIDADARI"

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar anda di sini......

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel