Masa Remaja
Masa remaja. ya,
masa remaja adalah daya ungkit luarbiasa. Siapa sih yang tidak pernah mencicipi
dan di titipi masa remaja. Coba pelototi orang di sekitar kita, di satu sisi
ada yang jadi kuli bangunan. sebagian kerja memulung sampah. Mayoritas malah
kerja serabutan (maaf, bukan untuk menghina). Di sudut yang lain tengoklah guru
yang tiap hari mengabdikan ilmunya untuk kita. Lihatlah dokter yang mengabdikan
ilmunya untuk kemanusiaan. Perhatikan pengusaha dan orang kaya, yang
menggelontorkan sebagian harta titipan Allah buat sesama. Seakan ada dua
pemandangan yang berbeda. Golongan pertama, mereka untuk makan sehari saja
kurang apalagi untuk menabung dan hari esok. Boro boro mau bersedekah dan
membantu sesama, buat kebutuhan sehari hari saja kurang. Tetapi golongan kedua.
Hidup mereka di selimuti kemudahan dan kelimpahan. Seakan harta yang mengejar
mereka. Inilah dua kutub pemandangan di masyarakat yang berlaku sepanjang masa
sejak manusia pertama.
Coba layangkan
pertanyaan pada anak seusia anda, pernahkah terbersit cita cita menjadi seperti
golongan pertama?hampir hampir jawabnya pasti tidak ada. Tapi nyata dan
faktanya, mengapa masih banyak orang yang
hidupnya di bawah garis kelayakan dan kecukupan. Jawabnya, kerena mereka
tidak memaksimalkan masa mudanya dulu. Lantas salahkah mereka? Guys, ini bukan
urusan salah atau benar tapi ini urusan pilihan. Tuhan maha pemurah lagi maha
bijaksana. Apa yang kita pilih itu yang Ia kasih. Sudahlah, gak usah membantah.
Mengutip
pandangan Prof. Zakiyah Darajat mendefinisikan remaja sebagai anak yang berada
dalam masa peralihan dari masa anak anak menuju usia dewasa. Dalam masa ini,
banyak terjadi percepatan pertumbuhan
fisik dan psikis. Di tinjau dari segi fisik, sikap dan tindakan mereka
tidak bisa di sebut anak tetapi juga belum sepenuhnya bisa di bilang
dewasa karena belum memiliki kematangan
berfikir. Mereka ini biasanya berada pada usia 13 sampai 23 tahun. Remaja
secara fisik boleh di katakan mirip mirip orang dewasa tetapi alam pikiran,
ucapan dan tindakan masih layaknya anak kecil perlu bimbi ngan dan arahan. Di
sinilah sering terjadi kesalah pahaman antara orangtua dengan anaknya.
Biasanya, orangtua bilang gini, “nak, kamu itu sudah besar, kamu sudah SMA.
Berarti Kamu sudah dewasa, selayaknya kamu ngerti orangtua” itu nasehat
seorang ibu sama putranya. Padahal ya, sang anak masih suka manja, maunya main
terus. Di sinilah, terjadi kesalahpahaman yang perlu di benarkan dan di
luruskan. Perlu ada saling pengertian antara anak dengan orangtua.Yah, memang
begitu seharusnya.
sip bagus
BalasHapus