FENOMENA SANTRI DAN MASA REMAJA



Mengenal masa remaja


Di abad 21 ini, kehidupan dan pergaulan remaja semakin memprihatinkan. Ikhtilath (campur baur) antara laki laki dan perempuan menjadi fenomena yang seakan lumrah dan biasa.

Pacaran yang dulu di anggap tabu, kini seakan menjadi sesuatu yang wajar. Masa remaja biasanya di identikkan dengan masa yang paling indah. Benar memang, bahwa masa remaja adalah masa yang paling indah tapi indah yang di maksud oleh remaja adalah indah yang tidak pada tempatnya.

Mereka menganggap indahnya masa remaja apabila punya pacar yang cantik, bisa kencan ke tempat wisata yang indah nan elok.
Padahal pengertian masa remaja, sebagai masa yang indah adalah bahwa masa remaja merupakan masa di mana kita mengukir prestasi gemilang, menatap masa depan cerah.

Bagaimana dengan santri? Apakah santri terbebas dari pemahaman yang keliru ini?
Apakah santri terbebas dari jerat jerat cinta?
Lalu, bagaimana solusinya kalau santri terlanjur jatuh cinta?

Pendapat para ahli tentang masa remaja

Menutur M. Dawam Rahardjo dalam bukunya "Pesantren dan Pembaharuan" memberi definisi bahwa santri adalah siswa yang tinggal di pesantren guna menyerahkan diri untuk memperoleh kerelaan gurunya. Sedangkan Gus Dur mengatakan kerelaan inilah yang dimaksud dengan barakah dari kyainya.

Dengan definisi ini berarti status santri adalah pasrah  untuk menciptakan ketundukan pada tata nilai dalam pesantren kepada kyai yang merupakan hirarki kekuasaan tertinggi di dalam pesantren.

Menurut devinisi ini, santri adalah remaja yang menyerahkan dirinya bulat bulat kepada kyai. Menyerahkan dirinya secara total, baik jiwa maupun raga untuk di bentuk, di gembleng dan di tempa agar menjadi santri yang luhur budi pekertinya, luas pandanganya, kuat tekadnya.

Sehingga, di pesantren santri di bekali dengan berbagai jenis ilmu agama. Keberadaan santri di pesantren dalam rangka untuk menimba ilmu agama. Mulai dari ilmu alat (nahwu, shorof, balaghoh mantiq). Hingga fiqih, tauhid dan tasawuf.

Ahirnya santri pulang membawa misi besar menyampaikan kebenaran dan ilmu yang di peroleh di pesantren. 

Rata rata santri yang belajar ilmu agama di pesantren berusia belasan tahun (usia remaja). Santri yang masih dalam usia remaja juga mengalami hal yang sama dengan remaja pada umumnya.

Mereka mengalami perubahan fisik, mental dan kejiwaan. Secara alami mereka akan mulai merasakan ketertarikan kepada lawan jenis. Emosi yang mudah meluap. Di mana emosi ini yang kadang tidak mereka pahami.

 Prof. Zakiyah daradjat mendefinsikan remaja sebagai anak yang berada dalam masa peralihan dari masa anak anak menuju usia dewasa.

Dalam masa ini, banyak terjadi percepatan pertumbuhan  fisik dan psikis. Di tinjau dari segi fisik, sikap dan tidakan mereka tidak bisa di sebut anak tetapi juga belum sepenuhnya bisa di sebut dewasa  karena belum memiliki kematangan berfikir. Mereka ini biasanya berada pada usia 13 sampai 24 tahun.

Drs. Hasan Basri dalam bukunya “Remaja, problematika dan solusinya” menyatakan bahwa,  remaja adalah sekelompok manusia yang meninggalkan masa kanak kanak yang penuh ketergantungan menuju masa pembentukan tanggung jawab.

Masa remaja biasanya di tandai dengan pengalaman baru yang sebelumnya belun pernah di alami secara fisik, biologis maupun psikis atau kejiwaan.

Biasanya pada remaja putri di tandai oleh datangnya tamu yg tidak di undang (menstruasi) sedangkan pada remaja laki laki di tandai dengan mimpi basah.

Belum ada Komentar untuk "FENOMENA SANTRI DAN MASA REMAJA"

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar anda di sini......

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel