Cara Agar Menjadi Orangtua yang di Damba Oleh Anak di Rumah

Apa harapan anak terhadap orangtuanya


Mayoritas orang tua mendambakan mempunyai anak yang sholeh sholehah, pintar, cerdas, taat pada orangtua, punya perangai, perilaku dan budi pekerti yang luhur dan mulia. Setiap orangtua pasti menghendaki mempunyai anak yang luar biasa. Termasuk Anda. Iya, kan?
Mengapa? karena anak adalah kebanggaan orang tua. Anak adalah aset paling berharga orangtua yang bisa dibawa hingga ke akhirat nanti. Betapa tidak, ketika orangtua punya anak yang sholeh sholehah maka sepeninggal orangtua nanti anak-anak ini akan mendoakan orang tuanya. 
Dan doa dari anak yang sholeh sholehah adalah doa yang Mustajab di sisi Allah. Maka nikmat yang sangat besar bagi orangtua adalah nikmat mempunyai anak yang sholeh Sholehah. 
 Di sisi yang lain orangtua sering lupa dan alpa bahwa bukan hanya orangtua yang mendambakan punya anak baik, soleh solehah tetapi anak juga mempunyai harapan punya orang tua yang yang bijak, soleh solehah, pengertian, penuh kasih sayang, bisa menjadi teladan nyata dalam kehidupan sehari-hari di rumah. 
 Kita sebagai orangtua perlu intropeksi diri dan mawas diri. Betapa anak-anak membutuhkan kehadiran kita di rumah. Jadi bukan saja pemenuhan kebutuhan harian. Mulai dari uang saku, baju, buku, tas baru dan lain sebagainya.
Tetapi anak-anak juga membutuhkan sesuatu yang lebih dari itu. Mereka butuh kehadiran orang tua dalam hati mereka. 
 Boleh saja Anda sukses di kantor, di tempat kerja Anda tetapi selama anda belum bisa menghadirkan sesuatu yang istimewa dalam hati anak-anak. Maka Anda bukanlah orang tua yang luar biasa bagi anak anak. Anda hanyalah orangtua yang biasa-biasa saja seperti kebanyakan orangtua yang lain. 

Orangtua yang penuh kasih sayang


Setiap anak pasti mengharapkan punya orang tua yang hadir dalam hati mereka. Mereka ingin punya orangtua yang penuh kasih sayang, bisa menemani mereka belajar, bisa mengingatkan ketika mereka melakukan kesalahan.  Memberi perintah atau teguran dengan bahasa yang halus sopan. 
Anak terlahir dalam keadaan Fitrah. Fitrah anak adalah suci, bersih dari salah dan dosa sehingga anak-anak itu dibentuk oleh orang tuanya sendiri. Jika orangtua menghendaki anak-anak yang sholeh sholehah, cerdas, punya perilaku baik, sopan santun, maka orang tua harus menanamkan nilai-nilai positif dalam diri anak-anaknya. 
Orangtua perlu menjadi pribadi yang hadir dalam keluarga penuh kasih sayang.  Bertutur kata lemah lembut penuh wibawa.  Tidak suka marah-marah dan melempar kesalahan pada anak. 
Apabila orangtua bersikap dan berbuat kepada anak penuh kasih sayang, Maka anak akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang penuh kasih sayang pula. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh sopan santun, seperti apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Mengapa? karena anak adalah cerminan dari orangtua. Atau dengan bahasa yang lebih kasar, anak adalah fotokopi dari orangtuanya.
Jangan pernah berharap punya anak yang soleh soleha, penurut, manut, taat pada orangtua apabila orang tuanya suka marah-marah, suka teriak-teriak, suka menyalahkan anak-anak.
Ketika orangtua sering marah kepada anak, suka menyalahkan anak, maka anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tua. Walaupun orang tua tidak pernah bilang kepada anaknya untuk meniru apa yang dilakukan orantua. 
Ini adalah hukum kausalitas atau hukum sebab akibat. Anak belajar secara tidak langsung dari apa yang diucapkan, dikatakan dan dilakukan oleh orangtua di hadapannya. 

Orangtua yang penuh perhatian

Setiap anak pasti menghendaki punya orangtua yang hadir dalam keluarga, penuh perhatian. Perhatian orangtua bukan hanya dalam urusan uang dan kebutuhan harian saja tetapi pada hal-hal yang sepele. Semisal, mengingatkan anak ketika anak melakukan kesalahan kecil tapi tetap harus dengan bahasa yang halus dan sopan. Bukan teriak-teriak dan marah-marah. 
Menemani anak belajar. Setiap anak pada dasarnya punya jiwa belajar dalam dirinya. Jiwa belajar ini perlu dihidupkan, dinyalakan terutama oleh orangtuanya sendiri. Orangtua bisa hadir dalam kehidupan anak-anak ketika mereka belajar. 
Cobalah untuk mendekat ketika anak-anak sedang belajar. Tanyakan, apa yang sedang dia pelajari?
 Apakah ada PR dari guru?
 Apakah ada kesulitan dari tugas sekolah yang diberikan oleh guru?

Tawarkan bantuan pada anak

 Apabila anak merasa ada yang tidak paham, apa yang disampaikan oleh guru di sekolah. Ini adalah bentuk perhatian yang sangat diharapkan oleh anak-anak. 
Mereka akan sangat bangga dan bahagia punya orangtua yang perhatian, hadir dalam aktivitas mereka sehari-hari. Menemani mereka belajar dan bermain. Sehingga antara anak dan orang tua tidak ada jarak yang jauh. 
Komunikasi orang tua dengan anak terpelihara dan terjaga. Anak-anak tidak segan dan sungkan ketika mengutarakan sesuatu di hadapan orangtuanya. Mereka akan familiar dengan orangtuanya. Sehingga ketika ada sesuatu yang dihadapi oleh anak. Anak punya masalah. Maka mereka akan bisa curhat dan berbakti kepada orang tua sehingga orang tua bisa sering dan memberinasehat berharga untuk putra-putrinya. 
Di banyak tempat, banyak orang tua yang tidak perhatian dengan anaknya. Mereka memasang tampan seram di hadapan anak-anaknya. Sehingga anak-anak takut dan segan untuk membicarakan sesuatu di hadapan orang tua. Mereka Takut dimarahi.

Padahal jika mereka tidak curhat kepada orangtua mereka akan curhat kepada teman sebayanya teman di sekolahnya. Ya kalau diaanak yang baik yang bisa memberi pengarahan yang baik bagus jika tidak tentu berbahaya dia bisa mengarahkan anak kita pada sesuatu yang negatif. Tentu ini sesuatu yang sangat tidak baik untuk pertumbuhan anak kita.

Orangtua yang bisa membimbing dan mengarahkan

Anak kita lebih banyak itu bersama kita di rumah. Maka anak-anak sebenarnya, harus lebih mendengar apa yang kita ucapkan dari pada orang lain.

Tapi kenyataannya banyak anak yang mau mendengar apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Dia lebih banyak mendengar saran dan nasihat dari teman-temannya. Sehingga apa yang terjadi? Anak-anak jauh dari kita, orangtuanya. 
Anak lebih dekat dengan teman sebayanya. Teman di sekolah yang kita tidak tahu bagaimana kualitas dan reputasinya. Kalau dia anak yang baik, alhamdulillah anak kita Insyaallah juga bisa ketularan jadi anak baik. Sebaliknya, jika dia anak yang nakal, anak kita juga bisa ikut tertular virus nakalnya. Tentu ini sesuatu yang sangat tidak baik untuk perkembangan anak-anak kita. 
Nah agar omongan dan ucapan kita didengar oleh anak-anak maka kita perlu hadir dalam hati anak-anak kita.

Kita harus punya nilai dan harga di dalam hati anak-anak kita. Bagaimana agar kita bisa didengar oleh anak-anak? Maka mau tidak mau kita harus membangun komunikasi yang efektif dan efisien dengan anak-anak.

Jangan pernah menciptakan jurang komunikasi dengan anak-anak. Jangan pernah berharap untuk ditakuti oleh anak-anak. Mengapa jangan pernaa ingin di takuti anak?

Karena kita bukan hantu yang menyeramkan. Sebaliknya, kita adalah orangtua yang menyenangkan dan membahagiakan anak. 
Dengan komunikasi yang efektif dan efisien. Maka anak-anak akan dekat dengan kita. Anak-anak akan terbiasa berkomunikasi dengan kita. Idealnya, komunikasi kita dengan anak-anak adalah komunikasi dua arah.

Maka ketika kita sering dan suka mendengar apa yang dikatakan oleh anak-anak. Kita dengar penuh perhatian ketika dia berbicara. Maka ketika kita berbicara, dia akan mendengar apa yang kita sampaikan. 
Disinilah ada hukum timbal balik. Ketika kita suka mendengar ucapan anak, maka anak akan suka mendengar ucapan dan nasehat kita orangtuanya. Sesederhana itu untuk menjadi orangtua yang bisa membimbing dan mengarahkan anak-anak menuju jalan yang benar.

Orangtua yang bisa jadi teladan nyata di rumah 

Ada sesuatu yang tidak kalah penting bagi orangtua untuk di ketahui. Orangtua harus hadir di hati anak-anak sebagai teladan nyata. 

Jangan sampai di hati anak-anak, kita hanyalah orang yang bisa ngomong tanpa bisa memberi contoh nyata.

Misalnya saja, setiap hari kita sering menyuruh dan memerintahkan anak untuk belajar tetapi kita malah menonton televisi, main Android, HP dan laptop.Sering lihat, kan? 
Harusnya ketika kita menyuruh anak untuk belajar, membaca buku maka kita sebagai orang tua juga ikut aktif dan belajar bersama anak-anak. Jika anak membaca buku pelajarannya, maka kita bisa membaca buku belajar, buku agama, buku psikologi, kisah-kisah orang-orang hebat, kisah para nabi dan rasul, Kisah teladan yang mana kita ini bisa kita sampaikan dan kita ceritakan kepada anak-anak, ketika anak-anak menjelang tidur. 
Sebenarnya, anak-anak mudah untuk diarahkan ke jalan yang baik dan benar sesuai dengan harapan orangtua. Apabila anak melihat orang tua sebagai figur. Figur yang positif  yang bisa menjadi teladan nyata. 
Jika kita mengatakan kepada anak jangan suka nonton televisi, maka kita sebagai orang tua harus menjadi contoh pertama kali untuk tidak suka menonton televisi. Kecuali pada jam-jam tertentu saja.

Jika kita bilang kepada anak-anak jangan suka main hp. Maka kita harus menjadi contoh nyata di hadapan anak-anak bagaimana kita membatasi diri dari main HP.
Terkadang kita semua orang tua, beralasan bahwa ayah main HP tidak main HP saja. Ayah pegang HP ini untuk kerja, komunikasi dengan teman, kerja yang di kantor.

Atau Ibu pegang HP ini untuk menjawab customer ibu yang ada di sana. Karena Ibu jualan online. Tahukah anda bahwa anak tidak mau tahu dengan alasan apa yang anda sampaikan anak taunya ayah ibunya pegang HP setiap hari. Kenapa aku tidak boleh. Ini salah satu bentuk kecerdasan anak anak.
Maka saya sarankan bagi kita sebagai orang tua membuat jadwal pegang HP. Jadwal melihat dan menonton televisi sehingga ada kesepakatan antara kita dengan anak-anak. Jam berapa melihat TV? Jam berapa boleh pegang HP sehingga dengan konsistensi ini, anak-anak akan bisa memahami dan menjalankan peraturan yang kita berikan kepadanya di rumah.
Dengan demikian anak-anak akan tetap hormat kepada kita sebagai orang tuanya, terbuka, suka komunikasi.

Mau curhat dan cerita ketika dia punya masalah dan kita sebagai orang tua bisa memberi masukan dan hasil nasehat kepada anak demi perkembangan menuju perkembangan yang positif.

Belum ada Komentar untuk "Cara Agar Menjadi Orangtua yang di Damba Oleh Anak di Rumah"

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar anda di sini......

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel