Mengapa saya menulis blog tema Parenting

Keluarga adalah surga kita di dunia ini


Keluarga kami, keluarga kecil bahagia




Mungkin diantara Anda banyak yang bertanya-tanya, mengapa saya yang seorang laki-laki bela belain menulis blog tema parenting?
Mengapa saya sempat sempatnya di tengah kesibukan saya menulis buku, bekerja melakukan blogging masih sempat untuk menulis artikel-artikel tentang Parenting?
Tahukah Anda, tidak lain tidak bukan semua karena berangkat dari sebuah kegelisahan. Bagaimana tidak, saya yang di usia saya yang ke 34 Tahun ini. Allah telah mengaruniakan kepada saya seorang istri dan 3 orang anak. Di mana anak saya yang pertama umur 6 tahun. Anak kedua usia 2 tahun setengah. Dan anak ke tiga usia 1 tahun.

Di satu sisi ini adalah rejeki dan anugerah Allah yang sangat besar untuk saya tapi di sisi yang lain, ini adalah  tantangan bagi saya. gimana saya bisa fokus membersamai anak anak, merawat dan membesarkan mereka bersama dengan istri saya. 
Bisa dibayangkan, bagaimana sibuknya mengelola, merawat dan mendidik anak-anak yang yang masih balita ini.

Anak anugerah Allah untuk keluarga kita 

 Anak pertama saya bernama Adhwa Fajria Nada. Saat ini adik nada masih duduk di bangku TK B. Dia masih membutuhkan banyak kasih sayang dari orang tua. Pengen dimanja saja. Pengen digendong.

Mbak Nada sedang bantu packing jilbab Muslimat NU pesanan Lamongan



Sebagai orangtua, kita selalu berusaha untuk bisa mencurahkan kasih sayang pada mereka sepenuh  hati. Karena sudah ada dua adiknya maka mau tidak mau kami harus ,membagi kasih sayang, curahan cinta kasih kami untuknya.
Walau begitu, kami terus berusaha untuk memaksimalkan kasih sayang kami pada mereka. tetapi kami selalu berusaha bagaimana agar bisa terus membangun interaksi dengannya.

Membangun hubungan hubungan agar dia tidak merasa disisihkan, agar dia tidak merasa susah dan sedih. Gimana dia tetap merasa  mendapat limpahan kasih sayang penuh dari kami orangtuanya.
 Anak kedua, Fatiha Syarifa Ramadhani usia 2,5 tahun.  Biasa di panggil Sari. Hari ini Sari sudah memasuki usia 1,5 tahun.

anak ke 2. Adik Sari. sedang bermain di pusat permainan



Dia sekarang sudah punya adik laki laki. Bisa dibayangkan betapa repotnya kami ayah ibunya merawat mereka setiap hari. 

Tapi kamu selalu berusaha untuk mencurahkan kasih sayang kami sepenuh hati kepada mereka bagaimanapun caranya. Agar mereka tidak merasa susah agar mereka tidak kecewa terhadap kami orang tuanya.
 Anak ketiga, Wildanul Irsyad. Saat ini usia 1 tahun.  Awalnya kami sangat stres, binung dan merasa tertekan. Bagaimana tidak ketika menerima anak kedua kami merasa berat.

anak ke 3, Wildan


Bukan apa-apa karena secara ekonomi, kami masih pas pasan.  Walau begitu, kami terus mengucap syukur dan terima kasih kepada Allah. Kami menerima semua anuerahNya dengan lapang dada penuh kesyukuran.
 Tak disangka, saat Sari usia 1,5 tahun Allah memberi kabar gembira kepada kami dengan tumbuhnya janin   anak ketiga dalam perut istri tercinta.

Kalau saya sebagai seorang suami, menerima semua pemberian Allah apa adanya. Bagi saya, tidak ada masalah dengan lahirnya anak kedua dan ketiga. Mereka lahir  akan membawa rejekinya masing-masing. Itu keyakinan saya.

Seru seruan bersama adik Sari

Konsultasi ke dokter kandungan

Tetapi tidak bagi istri saya, awalnya dia sangat merasa kaget dan sedikit frustasi. Bagaimana ya, cara merawat dan membesarkan anak-anak dalam aktivitas sehari-hari. Dengan hadirnya anak kedua dalam kelaurga kami, dia masih sangat rewel dan belum Mandiri. Tiba-tiba sudah menerima Anugerah anak ketiga. Alhamdulillah. 
Setelah merenung lama, kita pasrah dan tawakal kepada Allah. Semua pasti baik, pasti ada hikmah dibalik nikmat anak ini.  Sesudah ada kata sepakat antara Saya dan istri. Kami segera pergi menghadap ke seorang dokter ahli kandungan.

Kamu konsultasi tentang janin yang dikandung istri saya ini.  Kami segera menghadap kepada dokter di ruang kerjanya. Kami meminta pendapat "Bagaimana menurut dokter kualitas janin dalam kandungan istri saya ini. Alhamdulillha, saya sudah memiliki dua anak yang masih kecil kecil. Dimana mereka masih membutuhkan kasih sayang dan pelayanan dan cinta kasih dari kami orangtua. apa jadinya jika tiba-tiba lahir anak ketiga. Tentu nilai curahan cinta kasih dan kasih sayang kami kepada anak pertama dan kedua ini akan berkurang." Begitu curha kami panjang lebar.

Dengan penuh kesabaran, sang dokter memberi saran dan nasehat kepada kami untuk menerima semua karunia dari Allah ini apa adanya. Semua pasti ada hikmah di belakangnya.  Jangan pernah merasa khawatir dan takut.  Maka Saya dan istri sepakat, seiya sekata untuk  merawat dan memelihara janin yang ada dalam kandungan istri dengan sebaik-baiknya.


 Kami tidak akan membeda-bedakan antara anak pertama, kedua dan anak ketiga. Semua sama-sama anak kami. Mereka adalah darah daging kami. Mereka adalah anugerah terindah dari Allah untuk keluarga kami.

Kami yakin seyakin-yakinnya bahwa mereka lahir membawa rezeki mereka masing-masing. Kami yakin Allah pasti akan tanggung jawab  dan tidak akan pernah menelantarkan mereka. 
Walau terkadang ketika bertemu dengan tetangga, sadara dan  kenalan atau orang yang melihat istri saya mengandung lagi. Mereka heran "Loh mba, udah nambah lagi ya. Loh, Mbak. Sudah mau punya adik lagi ya"
 "Ya , Alhamdulillah, Allah mempercayai kami untuk menerima anugerah ini" Kami jawab iya gitu.  "Ini sudah rezeki dan karunia Allah".
Sebagai seorang suami saya terus mendukung dan menguatkan istri agar dia semangat, sabar dan antusias memelihara kandungannya, sembari merawat dan membersarkan anak pertama dan kedua. 

Seru seruan bersama jagoanku


Kita berusaha mencurahkan kasih sayang kepada mereka tanpa pilih-pilih.  Mereka adalah anugerah terindah dari Allah untuk keluarga kami.  Walau saat ini kami oleh Allah masih belum diberi harta yang berlimpah, rumah yang mewah, mobil mengkilat tapi kami sangat bersyukur karena dalam keluarga kecil kami ada kedamaian, keramaian dari suara anak-anak yang lucu dan gemesin.

Kami yakin, banyak sekali keluarga yang merindukan lahirnya buah hati dalam keluarga mereka dan Allah belum mengabulkannya. Betapa banyak rumah yang sepi dari tangisan bayi. Betapa banyak rumah yang sepi dan tetap rapi karena tidak ada balita yang main dan bikin berantakan  seisi rumah. Iya kan? Dari sinilah kami bersyukur atas karuniaNya.
Walau kadang bikin kami bete juga saat mereka bercengkerama bersama-sama, tiba-tiba ada letusan kata-kata kata yang saling berebut mainan dan makanan. 

Tetapi kami sadar sepenuh hati bahwa ini adalah ujian bagi kami sebagai orangtua untuk semakin dewasa dalam bersikap dan berbuat. 

Kamu menyadari bahwa mereka adalah anak-anak yang masih sangat butuh kasih sayang dan perhatian dari kami orangtuanya. Maka mereka lahir sebagai penghibur bagi kami, penghibur  kami setiap hari.


Abi Daril Hasan. Full father, full husban, Writer, Blogging, Intrepreneur



Belum ada Komentar untuk "Mengapa saya menulis blog tema Parenting"

Posting Komentar

Silahkan tuliskan komentar anda di sini......

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel